Ejaan dalam Bahasa dan Tulisan
Ejaan dalam bahasa, sebenarnya
berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah cara menuliskan bahasa
(kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca. Materi ini telah
diajarkan semenjak kelas rendah SD pada kenyataannya, sampai mahasiswa banyak
yang tidak menguasainya.
Pada saat ini bahasa Indonesia
menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai
Agustus 1972, setelah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto
pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai ejaan dimuat
dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disem¬purnakan 1975.
Kesalahan penerapan kaidah ejaan
dan tanda baca dalam bahasa tulis menun¬jukkan kurangnya perhatian penulis
terhadap pentingnya kaidah tersebut. Dalam bahasa tulis kaidah memegang peranan
penting karena dapat membantu pembaca dalam memahami jalan pikiran penulisnya.
Alangkah sulitnya memahami tulisan yang tidak dilengkapi dengan kaidah ejaan
dan tanda baca. Tanda baca merupakan pengganti intonasi, nada, dan tekanan yang
muncul dalam ragam bahasa lisan. Untuk mengetahu fungsi ejaan dan tanda baca
serta penggunaan yang benar dalam kalimat, kita dapat merujuk pada
"Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan". Selain itu,
kita dapat juga merujuk "Kamus Besar Bahasa Indonesia".
3.1 Ejaan
Kesalahan penerapan ejaan dirasa
sekain hari bukannya semakin berkurang malah sebaliknya, semakin menjadi-jadi.
Peraturan ejaan bersifat lebih ketat apabila dibandingkan dengan peraturan
tanda baca. Ejaan harus bersifat kesepakatan yang dianut dan dikuasai oleh
selingkung dalam bidang ilmu, khususnya yang, berkaitan dengan masalah
peristilahan.
3.1.1 Huruf Kapital
Kesalahan pemakaian huruf kapital
pada awal kalimat dahulu tidak pernah terjadi, kini kesalahan seperti ini
muncul, mungkin saja di daerah lain tidak terjadi, tetapi di Papua banyak yang
melakukannya. Dari hasil pengamatan banyak tulisan tangan mahasiswa dan siswa
yang tidak menggunakan huruf besar di awal kalimat. Sekali-kali juga ditemukan
ketikan dengan komputer. Padahal pada umumnya komputer akan mengganti huruf
kecil setelah tanda titik. Nama orang ditulis dengan huruf kecil. Jenis
kesalahan lain yang cukup tinggi adalah penggunaan huruf kapital pada nama
jenis (unsur 5 -10).
Berikut uraian mengenai nama dan
pengacuan yang harus diawali dengan huruf kapital.
1) Pada awal kalimat.
2) Petikan langsung.
3) Nama Tuhan dan Kitab Suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.
4) Nama orang.
5) Gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
6) Nama jabatan dan pangkat yang
dikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
7) Nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
8) Nama tahun, bulan, han, hari
raya, dan peristiwa bersejarah.
9) Nama geografi.
10) Semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, nama dokumen resmi.
11) Setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat dalam nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta dokumen resmi.
12) Semua kata dalam nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata depan dan kata hubung
yang tidak terletak di awal kalimat.
13) Unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
14) Kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang digunakan dalam penyapaan dan pengacuan (kata ganti orang).
15) Kata ganti Anda.
3.1.2 Huruf Miring
Huruf miring dipakai untuk:
1) menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutib dalam tulisan
Misal:
Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dari majalah Femina, Kartini, buku paket SMP Bahasa Indonesia untuk
SMP, surat kabar: Cenderawasih post, dan Kompas.
2) menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
3) menuliskan istilah ilmiah atau
asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
3.1.3 Penulisan Kata
1) Jika bentuk dasar yang berupa
gabungan kata mendapat awalan dan akhiran unsur gabungan kata itu ditulis
serangkai.
a. Gabungan Kata
Gabungan kata Berawalan
Berakhiran Berawealan & berakhiran
Beri tahu
garis bawah
kerja sama
sebar luas
memberi tahu
-
bekerja sama
tersebar luas
beri tahukan
garis bawahi
-
sebar luaskan memberitahukan
menggarisbawahi
-
Menyebarluaskan
Bukan: memberi tahukan, mengaris
bawahi, menganak tirikan, dikambing hitamkan, dll.
b. Pengulangan gabungan kata
Gabungan Kata Pengulangan
kereta api
rumah susun
orang tua
sepeda motor
mobil baru kereta-kereta api
rumah-rumah susun
orang-orang tua
sepeda-sepeda motor
mobil-mobil baru
Catatan:
- Gabungan kata tanpa imbuhan
ditulis terpisah.
- Gabungan kata yang mendapatkan
awalan sekaligus akhiran ditulis serangkai
2) Jika salah satu unsur gahungan
kata hanya dipukai dalam kombinasi, gabungan kata ini ditulis serangkai.
Contoh: antarkota, tramsmigrasi,
mancanegara, subbagian, biopori, pascasarjana.
Catatan: .Jika bentuk terikat
diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital. di antara kedua unsur itu
dituliskali tanda hubung (-) Contoh: Non-lndonesia, Pan-Afrika,
neo-Kolonialisme
- Jika kata maha sebagai unsur
gabungan diikuti kata esa dan kata
yang bukan kata dasar, gabungan
itu ditulis terpisah.
Contoh: Tuhan Yang, Maha Esa,
Tuhan Yang Maha Pengasih
Tuhan Yang Mahakuasa; Tuhan Yang
Maha Agung
3) Kata depan di, ke, dan dari
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
kata yang sudah lazim dianggap
satu kata : kepada, daripada
Contoh: Bermalam sajalah di sini.
-> keterangan
Ke mana saja ia selama ini? ->
keterangan
Ia sedang pergi ke luar negeri
-> keterangan
Kesampingkan saja persoalan itu.
-> predikat
la masuk, lalu keluar lagi ->
predikat
Kesalahan penulisan kata depan di
tergolong tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun (Supardi,1990)
menunjukkan bahwa tingkat kesalahan kata depan di mencapai 82 %. Hasil
pengamatan selintas sekarang ini menunjukkan bahwa tingkat kesalahan itu meningkat.
Permasalahan tingginya tingkat kesalahan penulisan di karena di dapat berupa
kata depan dan berupa awalan. Untuk dapat menulis secara benar harus dibedakan
antara di sebagai kata depan dan di sebagai awalan. Unsur di sebagai kata depan
ditulis terpisah mendahului nomina atau tempat dan tidak dapat dibalik menjadi
me-. Sebaliknya di sebagai awalan penu-lisannya dirangkai dengan kata dasar
kata kerja dan dapat dibaliknya menjadi di-.
Contoh di depan nomina: di pasar
di Jayapura
Contoh di depan kata kerja:
diperbaiki diambili
Contoh bentuk di pasar dan di
Jayapura tidak dapat dibalik menjadi *mepasar dan *mejayapura, sedangkan contoh
diperbaiki dan diambili dapat dibalik menjadi memperbaiki dan mengambili.
4) Partikel pun ditulis terpisah
dari kata yang mendahuluinya.
Contoh: Jika ayah pergi, adik pun
ingin pergi. -) dapat diganti dengan kata juga.
Catatan: Kelompok kata yang sudah
lazim dianggap padu ditulis serangkai.
Ada 12 kata: adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun, biarpun,
kalaupun, kendatipun, maupun,
meskipun, sekalipun, sungguhpun,
walaupun
Contoh: Walaupun miskin, ia
selalu hidup bahagia -> kata penghubung
5) Penggunaan imbuhan me-
a. Imbuhan me- pada konsonan
rangkap
me-+kritik -> mengkritik
me-+provokasi -> memprovokasi
b. Luluhnya kata dasar yang
berhuruf awal k, p, t, s jika dilekati imbuhan me-¬
me- + kuning -> menguning
me-+ pilih -> memilih
me- + tolong -> menolong
me- + sapa -> menyapa
Namun, apabila me- dilekatkan
pada kata dasar yang berasal dari bahasa asing, kata dasar itu tidak mengalami
peluluhan.
Me- + prediksi Memprediksi
Me- + transkrip Mentranskrip
Me- + suplai Mensuplai
Me- + support Mensupport
c. Penggunaan me- pada kata dasar
bersuku kata satu
Imbuhm me- yang melel:at pada
kata dasar yang bersuku kata satu berubah
men jadi menge-.
me-+ bom -> mengebom
me- + cat -> mengecat
me- + set -> mengeset
me- + tik -> mengetik
me- + pel -> mengepel
6) Pemenggalan kata
Kesalahan umum yang ada terjadi pada
pemenggalan kata adalah dipenggal-nya nama orang, nama badan, nama tempat dll.
a. Kata dasar dipenggal menurut
suku katanya
-----------------------------------------
sun-
ting
------------------------------------
-------------------------------------------
makh-¬
luk
b. Kata berimbuhan dipenggal
dengan mempertahankan keutuhan kata dasarnya.
--------------------------------------
meng-
¬ajar
----------------------------------- ber-
aktivitas
----------------------------------
---------------------------------------------
tabrak-
an
-----------------------------------------
c. Kata serapan dipenggal
berdasarkan unsur-unsur yang membentuknya.
---------------------------------------
bio-¬
teknologi
------------------------------
---------------------------------
trans-¬
formasi
----------------------------
d. Kata yang terdiri atas
konsonan rangkap dipenggal di antara dua konsonan tersebut.
--------------------------------------
cap¬-
lok
------------------------------------
e. Hindari pemenggalan kata yang
menyisakan satu huruf diujung baris atau pangkal baris
---------------------------------------
a-
tau
----------------------------------- memetik- tidak dibenarkan
i
-------------------------------------- ma-
u --------------------------------------¬
Catatan: Nama orang, nama negara,
tempat, atau kata Allah dan Tuhan tidak
boleh dipenggal
Hati-hati jika Anda mengaktikan
hypenation pada program pengolahan kata di komputer karena komputer akan
membacanya sebagai pemenggalan dalam bahasa Inggris.
3.2 Tanda Baca (Pungtuasi)
Kaidah pemakaian tanda baca dalam
sistem ejaan sudah diatur dalam "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan”.
3.2.1 Penggunaan Tanda Baca Titik
1. Singkatan umum yang
menggunakan huruf kapital tidak diberi titik, sedangkan
singkatan gelar akademik dan
singkatan nama orang harus menggunakan tanda titik.
Contoh benar:
PT Dr. Rosadi, S.H. Abd. Hadi F.
Ayomi
CV Muhammad A.S. Muh. Yusuf A.
Ngatidjo
Contoh salah:
Boas. Solosa Ronald. Pnb Yuli
Andriyanto Cucu. H Kery. Y Sunar S
Catatan:
Kesalahan penggunaan titik pada
nama orang yang bukan singkatan banyak dijumpai pada nama pemain olah raga,
nama orang pada baju dinas
2) Singkatan dengan menggunakan
huruf kecil yang terdiri atas dua huruf dipakai
dua buah titik.
Contoh benar:
s.d. dsb. dst. swt.
a.n. dll. dkk. saw.
Contoh salah
s - d s /d SWT
An AN SAW
(3) Angka yang menyatakan jumlah
untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya digunakan titik. Angka yang
tidak menyatakan jumlah tidak perlu digunakan titik.
Contoh: 12.000 orang
Rp12.000.000,00 NIP 131879537
Bukan 12,000 orang Rp 12,000,000
NIP 131 879 537
Catatan
- dalam penjumlahan antara rupiah
dapat direnggangkan untuk, tetapi hasil akhir harus kembali dirapatkan untuk
menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan
CATATAN: Tanda titik tidak
digunakan:
- penulisan uang antara rupiah
dan angka tidak dipisahkan jarak dan tanda koma di belakang. Hal ini penting
untuk menghindari rekayasa dari orang lain.
- di belakang singkatan lambang
kimia, satuan, ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
- di belakang judul yang
merupakali kepala karangan, judul bab dan subbab, kepala ilustrasi, dan tabel.
- di belakang alamat pengirim dan
tanggal surat, dan di belakang mana dan alamat penerima surat.
(4) Kalimat yang menggunakan kata
tanya, tetapi tidak menggunakan tanda tanya (?)
Contoh:
Dia henar-henar tidak tahu
mengapa dia disalahkan? (salah)
Dia henar-henar tidak tahu
mengaha dia disalahkan. (benar)
Diagram ini memperjelas bagaimana
proses ini terjadi? (salah)
Diagram ini memperjelas bagaimana
proses ini terjadi. (benar)
Catatan : Kalimat di atas adalah
kalimat berita meskipun mengandung kata
tanya.
3.2.2 Penggunaan Tanda Baca Koma
3.2.2.1 Tanda Koma, wajib
digunakan:
1) di antara unsur-unsur dalam
suatu perincian atau pembilangan jika perinciannya terdiri atas tiga unsur atau
lebih. Setiap unsur dibatasi dengan tanda koma, serta sebelum kata dan
dibubuhkan tanda koma. Akan tetapi jika rincian itu hanya dua unsur, sebelum
kata dan tidak dibubuhkan tanda koma.
Contoh benar:
Departemen Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Contoh salah:
Departemen Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi.
Ibu membeli beras, gula, kopi dan
teh.
2) untuk memisahkan setara
perlawanan yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
tetapi, melainkan, dan sedangkan.
Contoh: Penghasilan utama Papua
adalah hasil tambang, sedangkan
Penghasilan utama Jawa adalah
hasil tanaman.
3) untuk memisahkan anak kalimat
yang mendahului induk kalimatnya. Biasanya anak kalimat didahului oleh kata
penghubung karena, agar, sehingga, bahwa, walaupun, apabila, jika, meskipun,
dan sebagainya.
Contoh: Agar bisa lulus, ia harus
belajar dengan tekun.
4) di belakang kala atau ungkapan
penghubung antarkalimat. Ungkapan penghubung antarkalimat adalah ungkapan
penghubung yang terletak setelah tanda baca akhir. (tanda titik, tanda tanya,
atau tanda seru) dan dimulai dengan huruf awal kapital.
Agaknya, … Oleh karena itu, …
Akan tetapi, … Oleh sebab itu
Akhirnya, … Pada dasarnya, …
Akibatnya, … Pada hakekatnya, …
Artinya, … Pada prinsipnya, …
Biarpun begitu, … Paling tidak, …
Biarpun demikian, … Sebagai
kesimpulan, …
Contohnya, … Sebaiknya, …
Dalam hal ini, … Sebaliknya, …
Dalam konteks ini, … Sebelumnya,
…
Dengan demikian, … Sebenarnya, …
Dengan kata lain, … Sehubungan
dengan itu, …
Di pihak lain, … Terkait
denganitu, …
Di samping itu, … Selain itu, …
Kecuali itu, … Selanjutnya, …
Jadi, … Sementara itu, …
Jika demikian, … Sesudah itu, …
Kalau begitu, … Sesungguhnya, …
Kalau tidak salah, … Sungguh pun
demikian, …
Karena itu, … Tambahan lagi, …
Lagi pula, … Tambahan pula, …
Meskipun begitu, … Walaupun
demikian (bukan: namun demikian)
Misalnya, …
Namun, …
Dapat disimpulkan, …
Catatan: Frasa atau kata-kata ini
digunakan untuk menghubungkan
antarkalimat sehingga
memperlancar keterbacaan. Setiap
penulisannya di awal kalimat
harus diikuti tanda koma (,)
5) Kata yang didahului tanda
koma), tetapi tidak pada awal kalimat
…., kecuali … …., sedangkan … …,
yaitu ....
…., seperti … …., yakni ….
…., padahal … …., tetapi …. _
6) di belakang kata seru. seperti
wah, ah, aduh, kasihan, o, dan ya wajib
diikuti tanda koma
Contoh: Wah, sulit benar
menyakinkan orang ilu.
7) di antara nama dan alamat,
tempat dan tanggal, serta nama tempat atau
wilayah negeri yang ditulis
berurutan wajib dibubuhkan tanda koma.
Contoh: Jalan Bonsai II/10,
Buper, Waena, Jayapura
Waena, 26 Mei 2008
8) di antara mana orang dan gelar
akademik yang mengikutinya untuk membedakan
dengan singkatan nama keluarga
atau marga.
Contoh: Pusma Sihombing S.H.,
S.H.
9) mengapit keterangan tambahan
dan keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang diselipkan
dalam kalimat yang sudah lengkap. Bagian ini terletak di luar bangun kalimat
karena dibuang pun tidak akan mengganggu makna yang dikandung di dalam kalimat
tersebut. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya saling
menggantikan.
Contoh: Gubemur Papua, Barnabas
Suebu, S.H., melantik Kepala Dinas P dan P. pada tahun, kalau tidak salah, dia
diangkat menjadi dosen Uncen.
Catatan: Jika anak kalimat
mengiringi induk kalimat, tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan
kedua bagian tersebut.
3.2.2.2 Kata yang tidak didahului
tanda koma .… bahwa....
…. jika ....
…. karena ….
…. maka ….
…. Sebab ….
3.2.2.3 Tanda Titik Koma Digunakan
1) untuk memisahkan kalimat yang
setara dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Hal yang
perlu diperhatikan adalah jika digunakan tanda titik koma, sebelum rincian
terakhir tidak perlu digunakan kata dan.
Contoh:
Kegunaan kelapa banyak sekali,
yaitu daging buah kelapa dapat dibuat minyak goreng; sabut kelapa dapat dibuat
tall, sikat, keset, dan permadani kasar, tempurung kelapa dapat dijadikan kayu
bakar atau gayung; pohon¬nya sendiri dapat dijadikan tiang runah atau jembatan.
2) pada rincian ke bawah yang
unsur-unsurnya berupa kelompok kata yang panjang atau berupa kalimat. Dalam hal
ini, sebelum rincian akhir tidak dibubuhkan kata dan.
Contoh:
Victor harus menjalani hukuman
kurungan 75 hari karena:
a. menghindari tugas militer;
b. terlambat 21 hari melaporkan
wajib dinas militernya selama 16 bulan;
c. dijumpai melakukan tindak
asusila.
3.2.2.4 Titik Dua (:) Digunakan
1) Tanda titik dua digunakan pada
kalimat lengkap, yang diikuti rincian berupa kata
atau frasa.
Contoh: Air mempunyai sifat
sebagai berikut:
a. mengalir dan tempat yang
tinggi;
b. selalu rata/mendatar;
c. sesuai dengan bentuk wadahmya;
d. memberikan tekanan ke semua
arah;
e. meresap melalui celah kecil;
f. melarutkan zat lain.
2) Titik dua harus diganti
menjadi titik satu pada kalimat lengkap, yang diikuti suatu perincian berupa
kalimat lengkap pula, dan tanda akhir perincian harus tanda titik.
Contoh: Sifat-sifat air adalah
sebagai berikut.
a. Air mengalir dari tempat yang
tinggi.
b. Permukaannya selalu
rata/mendatar.
c. Bentuknya sesuai dengan hentuk
wadahnya.
d. Air memberikan tekanan ke
semua arah.
e. Air dapat meresap melalui
celah kecil.
f. Air dapat melarutkan zat lain.
3.2.2.5 Penggunaan Tanda Hubung(-) dan Tanda pisah (--)
1) Tanda hubung terdiri atas satu
ketikan mesin tik (-) digunakan pada kata ulang serta
diletakkan dengan kata sebelum
dan sesudahnya. Tanda hubung juga digunakan
pada pemenggalan kata.
Contoh: akal-akalan
pura-pura
rumah-rumahan
kupu-kupu
…. bersama Presiden SBY mera¬-
yakan Hari Pendidikan Nasional.
2) Tanda hubung digunakan di
antara awalan yang diakhiri huruf vocal dan kata yang
diawali huruf vokal untuk
memudahkan pembacaan.
Contoh: Allah memang Maha-adil
pra-observasi
3) Tanda hubung digunakan untuk
merangkaikan:
(a) unsur terikat atau kata
dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital;
(b) singkatan vang berupa huruf
kapital dangan huruf kecil;
(c) ke- dengan angka;
(d) angka dengan akhiran –an
Contoh: ber-KTP se-Jakarta
hamha-Mu
SIM-nya k e-5 20-an
4) Tanda pisah yang terdiri atas
dua ketikan mesin tik (--) digunakan untuk menggantikan¬
frasa "sampai dengan"
dan dituliskan rapat dengan kata atau angka sebelum
Contoh: 5—10 tahun
2000—2008
20oC—30oC atau 20o—30oC (kecuali
untuk angka minus: -20oC
sampai –23oC)
Rp2.500,00—Rp4.000,00
Jakarta—Bandung
Hlm.5--20
Catatan: Tanda pisah atau tanda
sengkang dengan dua ketukan spasi ini dalam tata bahasa inggris dikenal dengan
sebutan en dash.
5) Tanda pisah yang terdiri atas
tiga ketikan mesin tik (---)atau ---) digunakan untuk menyisipkan keterangan
atau informasi dalam kalimat. Tanda tersebut dituliskan rapat dengan kata sebelum
dan sesudahnya.
Contoh: Kebijakan pembatasan buku
pelajaran---yang dikeluarkan Kabinet Presi¬den SBY---menghawatirkan kalangan
perbukuan.
Rohadi sulit mempercayai hal
itu---suatu hal yang menurutnya mustahil dilakukan Ram
Catatan: Tanda pisah atau tanda
sekung dengan tiga ketukan spasi ini dikenal dengan sebutan en dash
2.2.6 Penggunaan Tanda Seru (!)
(1) Kalimat perintah yang bernada
datar atau halus ditulis tidak menggunakan tanda
seru.
Contoh: Ambillah selembar karton.
Tulisan karton itu dengan motto
hidupmu.
Isilah teks berikut dengan
kata-kata yang tepat Silakan menduduki tempat masing-masing
(2) Kalimat perintah yang bernada
tinggi atau keras ditulis menggunakan tanda seru
Contoh: Selamatkan diri Anda!
Jangan anggap remeh AIDS! Buang sampah pada tempatnya!
Dilarang mandi di sini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar